Panduan Lengkap Sholat Dhuha: Waktu, Tata Cara, dan Keutamaannya

PENAEDUCASI.COM - Sholat Dhuha merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam, dikerjakan pada waktu pagi hari ketika matahari mulai naik. Ibadah ini tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga menjadi sarana memohon rezeki dan keberkahan sepanjang hari. Artikel ini menyajikan panduan lengkap tentang tata cara sholat Dhuha, mulai dari niat, gerakan, hingga doa setelah sholat. Dengan memahami setiap langkahnya, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan khusyuk dan sesuai sunnah Rasulullah SAW. Selain itu, artikel ini juga menjelaskan waktu terbaik untuk melaksanakan sholat Dhuha beserta dalil-dalil yang mendasarinya.

Keutamaan sholat Dhuha yang begitu agung menjadikannya ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim. Melalui artikel ini, pembaca akan memperoleh wawasan mendalam tentang manfaat spiritual dan duniawi dari sholat Dhuha. Semoga panduan ini dapat memudahkan kita semua dalam mengamalkan ibadah sunnah yang penuh berkah ini.

Pengertian dan Waktu Sholat Dhuha

Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha, yaitu sekitar 15–20 menit setelah matahari terbit (syuruq) hingga 15 menit sebelum masuk waktu dzuhur. Waktu ini berada di antara matahari setinggi tombak sampai sebelum zawal

Sholat ini dianjurkan minimal 2 rakaat dan boleh lebih hingga 8 rakaat. Rasulullah SAW bersabda: "Ada tiga waktu di mana Nabi Muhammad SAW melarang kami melaksanakan shalat: ketika matahari terbit hingga meninggi, ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir, dan ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam." (HR. Muslim)


Tata Cara Sholat Dhuha

Sholat dhuha dikerjakan seperti sholat sunnah pada umumnya, yaitu dua rakaat salam. Berikut langkah-langkahnya:

1. Niat Sholat Dhuha

Bacaan Niat Sholat Dhuha

أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallī sunnatadh-dhuhā rak'ataini mustaqbila al-qiblati adā'an lillāhi ta'ālā

Artinya:
Aku niat melaksanakan sholat sunnah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat, karena Allah Ta'ālā.
Artinya: Saya berniat mengerjakan sholat sunnah dhuha dua rakaat semata-mata karena Allah Ta'ala.

2. Rakaat Pertama

Takbiratul ihram;

Takbiratul Ihram adalah Mengangkat kedua tangan sambil membaca "اللّٰهُ أَكْبَرُ" (Allāhu Akbar) pada awal sholat. Ucapan ini menjadi tanda dimulainya sholat dan mengharamkan segala aktivitas lain di luar ibadah tersebut. Secara tulisan, takbir ini berbentuk اللّٰهُ أَكْبَرُ dalam bahasa Arab, dibaca Allāhu Akbar, yang artinya "Allah Maha Besar".

Fungsinya adalah sebagai pembuka sholat yang penuh kekhusyukan. Secara spiritual, takbir ini mengandung makna pengakuan akan kebesaran Allah di atas segala sesuatu, pelepasan hati dari urusan dunia, serta permulaan sholat dengan kesadaran penuh akan keagungan-Nya. Tata cara melakukannya adalah dengan berdiri tegak menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu, lalu mengucapkan اللّٰهُ أَكْبَرُ sesuai ketentuan bacaan sholat (jahr atau sirr), dan setelah itu meletakkan tangan di dada, di atas pusar atau di bawah dada sesuai dengan madzhab yang diikuti.

Membaca Doa Iftitah;

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ، وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.

Allāhu akbaru kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā. Inni wajjahtu wajhiya lilladzī fatharas-samāwāti wal-ardha hanīfan musliman wa mā anā minal-musyrikīn. Inna shalātī wa nusukī wa mahyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn, lā syarīka lah, wa bidzālika umirtu, wa anā minal-muslimīn.

Artinya:
Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, dan Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang.
Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dengan itu aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Membaca Surat Al-Fatihah

Membaca Surat Al-Fatihah merupakan rukun sholat yang wajib dibaca pada setiap rakaat, baik sholat wajib maupun sunnah. Surat ini disebut Ummul Kitab atau induk Al-Qur'an karena berisi pokok-pokok ajaran Islam, seperti tauhid, ibadah, doa, dan petunjuk hidup. Membaca Al-Fatihah dilakukan setelah doa iftitah (pada rakaat pertama) atau langsung setelah takbiratul ihram (pada rakaat berikutnya), dan menjadi inti dari bacaan sholat.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ٱلْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ مَـٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn Ar-raḥmānir-raḥīm Māliki yaumid-dīn Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim ghairil-maghḍūbi 'alaihim walad-dhāllīn

Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Pemilik hari pembalasan.
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.

Disunnahkan membaca Surat Asy-Syams

Setelah membaca Surat Al-Fatihah pada sholat sunnah Dhuha, disunnahkan membaca surat-surat tertentu yang sesuai dengan waktu dan makna ibadah tersebut. Salah satu yang dianjurkan adalah Surat Asy-Syams pada rakaat pertama dan Surat Adh-Dhuha pada rakaat kedua. Kedua surat ini memiliki pesan yang selaras dengan semangat sholat Dhuha, yaitu mengingatkan manusia untuk mensucikan jiwa, bersyukur atas nikmat Allah, serta tetap optimis dalam menjalani kehidupan. Membacanya tidak hanya mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ, tetapi juga memperkaya kekhusyukan sholat dengan makna-makna yang mendalam.

Rukuk:

Rukuk adalah gerakan membungkukkan badan setelah membaca Al-Fatihah dan surat pendek dalam sholat, dengan punggung rata sejajar, kepala sejajar punggung, dan kedua tangan memegang lutut. Gerakan ini disertai bacaan tasbih yang memuji kebesaran Allah.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ ‎‎(٣ مَرَّاتٍ)

Artinya:
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya (dibaca 3 kali).

I'tidal:

Kemudian melakukan i'tidal. I'tidal yaitu bangun dari rukuk untuk berdiri tegak dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga seraya mengucapkan

سَمِعَ اللّٰهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Artinya: Allah mendengar orang yang memujiNya.

Kemudian dilanjutkan membaca:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Artinya: "Ya Allah ya Tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki setelah itu".

Sujud:

Kemudian dilanjutkan sujud seraya mengucap "Allahu Akbar" dan dilanjutkan membaca bacaan berikut sebanyak tiga kali.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ (3×)

Artinya: Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan segala puji bagiNya.

Duduk di antara dua sujud:

Kemudian bangun dari sujud seraya mengucapkan Allahu Akbar untuk kemudian melakukan duduk di antara dua sujud. Kemudian membaca:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Artinya: Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, berikanlah rezeki kepadaku,

Sujud Kedua

Kemudian dilanjutkan sujud kedua dalam rakaat pertama seraya mengucap "Allahu Akbar" dan dilanjutkan membaca bacaan berikut sebanyak tiga kali.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Artinya: Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan segala puji bagiNya.

Salam

Kemudian dilanjutkan salam yang diikuti menengokkan wajah ke kanan pada saat mengucapkan salam yang pertama dan menengokkan wajah ke kiri pada saat mengucapkan salam yang kedua.

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Artinya: Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu.

3. Rakaat Kedua

Setelah bangun dari posisi sujud, berdirilah dengan tegak sambil mengucapkan "Allāhu Akbar". Bacaan pada rakaat kedua sama seperti rakaat pertama, hanya saja pada rakaat ini tidak lagi membaca doa iftitah. Setelah takbir, langsung membaca surat Al-Fatihah, kemudian disambung dengan surat Surat At-Dhuha (الضحى) atau ayat lain dari Al-Qur'an. Selanjutnya dilakukan gerakan rukuk, i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan bila sholat terdiri dari dua rakaat, diteruskan dengan tasyahud akhir.

Tasyahud akhir.

Setelah sujud kedua, lakukan tahiyat akhir dengan posisi duduk tasyahud akhir. Pada tahap ini, bacalah doa tasyahud akhir berikut:

ٱلتَّحِيَّاتُ ٱلْمُبَارَكَاتُ ٱلصَّلَوَاتُ ٱلطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، ٱلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ ٱللَّهِ ٱلصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ٱللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي ٱلْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

At-taḥiyyātu al-mubārakātu aṣ-ṣalawātu aṭ-ṭayyibātu lillāh, as-salāmu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh, as-salāmu 'alainā wa 'alā 'ibādillāhiṣ-ṣāliḥīn. Asyhadu allā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muḥammadan 'abduhu wa rasūluh. Allāhumma ṣalli 'alā sayyidinā Muḥammad wa 'alā āli sayyidinā Muḥammad, kamā ṣallaita 'alā sayyidinā Ibrāhīm wa 'alā āli sayyidinā Ibrāhīm, wa bārik 'alā sayyidinā Muḥammad wa 'alā āli sayyidinā Muḥammad, kamā bārakta 'alā sayyidinā Ibrāhīm wa 'alā āli sayyidinā Ibrāhīm, fil-'ālamīna innaka ḥamīdun majīd.

Artinya:
Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah milik Allah.
Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahan-Nya tercurah kepadamu wahai Nabi.
Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang saleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Berkatilah Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Salam

Kemudian dilanjutkan salam yang diikuti menengokkan wajah ke kanan pada saat mengucapkan salam yang pertama dan menengokkan wajah ke kiri pada saat mengucapkan salam yang kedua.

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Artinya: Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu.

Doa Setelah Sholat Dhuha Lengkap

اللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَى ضُحَاؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْبَحْرِ فَأَطْلِعْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ، وَإِنْ كَانَ قَلِيلًا فَكَثِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ كَثِيرًا فَبَارِكْ لِي فِيهِ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ، وَبَهَائِكَ، وَجَمَالِكَ، وَقُوَّتِكَ، وَقُدْرَتِكَ، وَآتِنِي مَا آتَيْتَ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ.

Allaahumma innad-duhaa duhaauka, wal-bahaa-a bahaauka, wal-jamaala jamaaluka, wal-quwwata quwwatuka, wal-qudrata qudratuka, wal-'ishmata 'ishmatuka. Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa-i fa-anzilh, wa in kaana fil-ardhi fa-akhrijh, wa in kaana fil-bahri fa-athli'h, wa in kaana mu'assiran fa-yassirh, wa in kaana haraaman fathahhirh, wa in kaana ba'iidan faqarribh, wa in kaana qaliilan fa-kats-tsirh, wa in kaana katsiiran fa-baarik lii fiih, bihaqqi duhaaa-ika, wa bahaaa-ika, wa jamaalika, wa quwwatika, wa qudratika, wa aatini maa aataita bihi 'ibaadaka as-shaalihiin.

Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu.
Ya Allah, jika rezekiku ada di langit, turunkanlah; jika ada di bumi, keluarkanlah; jika ada di laut, munculkanlah; jika sulit, mudahkanlah; jika haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; jika sedikit, perbanyaklah; dan jika banyak, berkahilah untukku. Dengan kebenaran waktu dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, anugerahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.

Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat dhuha memiliki banyak keutamaan yang sangat agung sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadis Rasulullah SAW.

Pertama, mengerjakan sholat dhuha adalah bentuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad, sebagaimana sabdanya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي ﷺ بِثَلاَثٍ: صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

(HR. Bukhari)

Kedua, sholat dhuha dapat menghapus dosa dan memudahkan doa dikabulkan oleh AllahSWT. Ketiga, Allah akan mencukupi segala kebutuhannya pada hari itu, sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad:

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا ابْنَ آدَمَ، اكْفِنِي أَوَّلَ النَّهَارِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، أَكْفِكَ آخِرَهُ

(HR. Tirmidzi)

Keempat, orang yang menjaga sholat dhuha tidak akan termasuk golongan orang-orang lalai, sebagaimana diriwayatkan oleh Baihaqi. Kelima, sholat dhuha disebut juga Sholat Awwabin, yaitu sholatnya orang-orang yang taat. Keenam, Allah akan membangunkan rumah di surga bagi yang istiqamah melaksanakannya, sebagaimana termaktub dalam hadis sahih (Shahih al-Jami').

Ketujuh, pahala sholat dhuha setara dengan pahala haji dan umroh, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ، ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ

(HR. Tirmidzi)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Iklan Samping Kiri
Iklan Samping Kanan