Our Partners:

Lazada
Tokopedia
NordVPN
Baseus
Shopee
EaseUS
Geekom

Bitcoin Siap Melejit? Ini 3 Pemicu Utama Menuju Rekor Baru

Tiga Sinyal Bullish Raksasa Dorong Bitcoin, Potensi Tembus $120 Ribu di Depan Mata?
gambar: bitcoin bullish signals

Pasar kripto kembali menjadi sorotan setelah tiga indikator makro dan on chain sekaligus memberi lampu hijau bagi Bitcoin (BTC). Peningkatan dramatis likuiditas dolar Amerika Serikat (AS), reli beruntun di bursa saham, serta penyusutan tajam pasokan BTC di platform exchange membuat analis yakin harga aset digital terbesar ini berpeluang menembus titik tertingginya. Namun, sejumlah level resistensi tetap membayangi, sehingga investor disarankan tetap memasang manajemen risiko ketat.

Likuiditas Membludak & Dolar AS Melemah

Bank Sentral AS terus memompa cadangan uang beredar. Glassnode mencatat, suplai uang beredar M2 money supply melonjak ke rekor US$ 21,94 triliun—level tertinggi sepanjang sejarah. Lonjakan likuiditas itu diiringi penurunan tajam indeks dolar (DXY) ke 96,37—terlemah sejak Februari 2022.

Sejak dahulu, Bitcoin kerap menunjukkan korelasi negatif dengan DXY. Saat nilai greenback tertekan, investor global cenderung mencari instrumen alternatif untuk mempertahankan daya beli. “Dengan daya beli dolar kian tergerus, Bitcoin kembali dipandang sebagai ‘pagar’ nilai,” ujar ekonom kripto Sarah Villanova. Ia menambahkan, ketersediaan likuiditas murah membuat dana spekulatif punya alasan masuk lebih dalam ke pasar aset digital.

Sentimen Risk On Mencuat di Wall Street

Reli tidak hanya terjadi di pasar kripto. Pekan ini, S&P 500, NVIDIA, dan indeks teknologi US100 sama sama menorehkan rekor tertinggi baru. Fenomena risk on tersebut turut menular ke BTC, mengingat korelasi lima tahunan antara Bitcoin dan S&P 500 terbilang kuat.

Secara historis, bulan Juli memang kerap memberi angin segar. Dalam 10 tahun terakhir, S&P 500 selalu menguat setiap kali memasuki periode ini. Bitcoin pun belum pernah turun lebih dari 10% di bulan yang sama. “Musim laporan keuangan Q2 yang optimistis menambah bahan bakar bagi investor untuk memburu aset berisiko, termasuk kripto,” jelas analis pasar David Kim.

Pasokan BTC di Bursa Susut ke Level 6 Tahun Terendah

Tekanan jual tampak mereda di pasar spot. Data on chain Glassnode menunjukkan hanya 14,5% total suplai BTC yang masih parkir di exchange—terendah sejak Agustus 2018. Statistika tersebut menandakan semakin banyak pemegang koin memilih strategi HODL jangka panjang.

Dari sisi teknikal, grafik harian menampilkan pola bull flag yang lazim di fase konsolidasi menjelang kenaikan lanjutan. Analis independen Crypto Rover memproyeksikan bila pola ini terkonfirmasi, harga berpotensi melejit langsung ke kisaran US$ 120 ribu dalam beberapa sesi dagang mendatang. “Volume transaksi menipis di zona resistensi; kalau tembus, ruang ke atas terbuka lebar,” tulisnya dalam riset harian.

Peluang Breakout vs. Ancaman Koreksi

Walau sinyal makro positif, pergerakan harga BTC selama sepekan masih terjebak di rentang sempit US$ 106 ribu – US$ 108,7 ribu. CEO NoOnes, Ray Youssef, menilai pasar sedang menunggu “katalis pendorong” tambahan—misalnya pengumuman kebijakan bank sentral atau data inflasi AS—sebelum melepaskan diri dari fase konsolidasi.

“Harga Bitcoin berulang kali gagal bertahan di atas US$ 108,5 ribu. Jika berhasil menutup candle harian di atas US$ 108,8 ribu, area ATH US$ 111,98 ribu bakal menjadi target berikutnya,” ujarnya, dikutip dari BeInCrypto.

Bila level psikologis tersebut tertembus, target menengah analis bergeser ke US$ 130 ribu pada kuartal III dan US$ 150 ribu menjelang akhir tahun. Sebaliknya, gagal mempertahankan support US$ 107 ribu berpotensi memicu koreksi cepat ke US$ 105 ribu.

Implikasi Bagi Investor

Dengan volatilitas yang masih tinggi, pelaku pasar domestik disarankan tetap berpegang pada prinsip alokasi aset terukur. Bursa Kripto Indonesia melaporkan lonjakan volume transaksi BTC/IDR 15% dalam sepekan terakhir, sejalan dengan tren global.

Kesimpulan

Tiga indikator utama—likuiditas global berlebih, reli pasar saham, dan penyusutan suplai BTC di exchange—memberi sinyal bahwa Bitcoin tengah bersiap mengejar rekor baru. Namun, kunci konfirmasi terletak pada kemampuan harga menaklukkan resistance US$ 108,8 ribu. Selama hambatan tersebut belum dipecahkan, fase konsolidasi berisiko berlanjut.

Investor yang berniat menambah posisi disarankan menunggu penutupan harian di atas resistance atau memanfaatkan koreksi mendekati support kuat sebagai titik akumulasi. Dengan potensi target US$ 120 ribu – US$ 150 ribu di horizon 2025, Bitcoin kembali menggoda sebagai aset lindung nilai—asal strategi pengelolaan risiko tidak diabaikan.

Artikel ini disusun secara independen dan bukan merupakan ajakan membeli atau menjual aset kripto. Selalu lakukan riset mandiri sebelum mengambil keputusan investasi.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Iklan Samping Kiri
Iklan Samping Kanan